Sabtu, 01 Juni 2013

INFEKSI



Pengertian Inflamasi

*Inflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. 

Respon Inflamasi

          Rugor (kemerahan)
          terjadi karena banyak darah mengalir ke dalam mikrosomal lokal pada tempat peradangan. 

          Kalor (panas)
          dikarenakan  lebih  banyak  darah  yang  disalurkan  pada tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke daerah normal. 

          Dolor (Nyeri)
          dikarenakan  pembengkakan  jaringan  mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya. 

          Tumor (pembengkakan)
          pengeluaran cairan-cairan ke jaringan interstisial. 

          Functio Laesa (Perubahan fungsi)
          terganggunya fungsi organ tubuh 

*Respon inflamasi distimulasi oleh trauma atau infeksi, pusat pada inflamasi adalah menghambat inflamasi dan meningkatkan penyembuhan. Inflamasi dapatmenghasilkan nyeri setempat, bengkak, panas, merah, dan perubahan fungsi.

 Inflamasi mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi:

    1 . memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke       lokasi infeksi untuk meningkatkan performa  makrofag
    2 . menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
    3 . mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.


   Pengertian Reservoir

à Makhluk hidup, manusia / hewan dengan infeksi klinis akut atau yang karier dan makhluk tidak bernyawa seperti lumpur, peralatan, cairan infus.

Macam-macam kuman :

       Bakteri :
     - TBC        : ditularkan melalui udara
     - Tetanus    : ditularkan melalui luka yang kotor
     - Diare       : ditularkan melalui lalat ,air, dan jari yang kotor
     - Pneumonia  : ditularkan melalui batuk ( udara )

       Virus  :
     - Influenza & campak  : ditularkan melalui batuk (udara),lalat
     - Rabies          : melalui gigitan hewan
     - Kulit            : sentuhan 

       Jamur ( Fungi )
     - kurap & gatal pada lipatan paha : melalui sentuhan ,dari pakaian yang dipakai secara bergantian 

        Parasit Internal
     - disentri  : dari kotoran ke mulut
     - malaria  : melalui gigitan nyamuk

       Parasit Eksternal 
     - Kutu rambut  : dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian

Jenis Reservoir :

 - Hidup
 - Tidak hidup

*Portal of exit :

       Saluran nafas
       Kulit dan jaringan ikat
       Saluran gastrointestinal
       Darah
       Saluran genitor urinaria
       Melalui plasenta

Portal of entry :

   -Saluran nafas
  -
Saluran pencernaan
  -
Saluran kencing
  -Kulit/selaput lendir
  -Darah
  -Transpasalenta

       kontak
     - langsung : (dari sumber ke hospes)
     - Tidak langsung : melalui perantara   :  a. Tangan
                                                                         b. Alat-alat (jarum suntik)
                                                                         c. Alat bedah
 
     - Percikan (partikel besar) hospes
                  Menghirup percikan yag keluar dari reservoir.

       Melalui udara : hospes menghiup percikan Nuclei (1 sampai 5 mikro meter ) dari udara.
 
       Pembawa : tertelan atau pemakai bahan   :
       - makanan, air
       - Produk darah
       -Cairan  

        Vektor : yang tidak hidup, langsung (biasanya serangga) 

 
          

SINDROMA NEFROTIK



Sindrom Nefrotik adalah suatu sindroma (kumpulan gejala-gejala) yang terjadi akibat berbagai penyakit yang menyerang ginjal, Artinya, kumpulan gejala yang menyangkut kerja organ ginjal. Istilah ginjal bocor bukan berarti terdapat lubang pada ginjal, sehingga menyebabkan kebocoran. Disebut bocor hanya untuk menggambarkan secara mudah bagi pasien, bahwa bocor atau keluarnya protein (albumin) dari dalam tubuh melalui air kencing (urine).
 
Sindrom ini bisa terjadi pada segala usia. Pada anak-anak, paling sering timbul pada usia 18 bulan sampai 4 tahun, dan lebih banyak menyerang anak laki-laki. Dalam keadaan normal, ginjal bekerja sebagai penyaring, sehingga protein tidak bisa keluar dari tubuh. Jika tubuh banyak mengeluarkan protein, otomatis kadar protein dalam tubuh pun menurun. Sifat albumin adalah menahan agar cairan tidak keluar dari pembuluh darah. Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan mudah merembes keluar dari pembuluh darah, menyebabkan tubuh membengkak. Jika sudah demikian, tubuh akan melakukan penyesuaian karena kekurangan albumin. Salah satunya dengan memecah lemak dari seluruh tubuh, sehingga membuat kadar kolesterol naik.

PENYEBAB (Etiologi) SINDROMA NEFROTIK

I.Sindroma nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal
Gejalanya adalah edema pada masa neonatus.
Pencangkokan ginjal pada masa neonatus telah dicoba, tapi tidak berhasil.
Prognosis buruk dan biasanya penderita meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.

II.Sindroma nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
1.Malaria kuartana atau parasit lain.
2.Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid.
3.Glumerulonefritis akut atau glomerulonefritis kronis, trombosis vena renalis.
4.Toksin spesifik, logam berat: emas, bismuth, merkuri, obat-obatan dan bahan kimia: seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan lebah, racun otak, air raksa.
5.Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membrana-proliferatif hipokomplementemik.

III.Sindroma nefrotik idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk, membagi dalam 4 golongan yaitu :

1.Kelainan minimal
Dengan mikroskop biasa glomerulus tampak normal, sedangkan dengan mikroskop elektron tampak foot processus sel epitel berpadu. Dengan cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG atau imunoglobulin beta-1
C pada dinding kapiler glomerulus. Golongan ini lebih banyak terdapat pada anak daripada orang dewasa. Prognosis lebih baik dibandingkan dengan golongan lain.

2.Nefropati membranosa
Semua glomerulus menunjukkan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa proliferasi sel. Tidak sering ditemukan pada anak. Prognosis kurang baik.
 
3.Glomerulonefritis proliferative :
a.Glomerulonefritis proliferatif eksudatif difus.
 Terdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus.
 Pembengkakan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat.
 Kelainan ini sering ditemukan pada nefritis yang timbul setelah infeksi dengan
 streptococcus yang berjalan progresif dan pada sindrom nefrotik.
Prognosis jarang baik, tetapi kadang-kadang terdapat penyembuhan setelah pengobatan yang lama.
b.Dengan penebalan batang lobular (lobular stalk thickening).
Terdapat proliferasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan batang lobuler.
 c.Dengan bulan sabit (Crescent).
 Didapatkan proleferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel simpai (kapsular) dan  viseral.
Prognosis buruk.
d.Glomerulonefritis membranoproliferatif.
Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai membrana basalis di mesangium. Titer globulin beta-1C atau beta-1A rendah. Prognosis tidak baik.

IV.Glomerulosklerosis fokal segmental
Pada kelainan ini yang menyolok sklerosis glomerulus. Sering disertai dengan atrofi tubulus. Prognosis buruk.

MANIFESTASI KLINIS  (  Gejala ) SINDROMA NEFROTIK

Menurut Suriadi ( 2001 : 219 ) tanda dan gejala dari syndrome nefrotik adalah edema periorbital dan tergantung pada ‘ pitting’ edema pada muka, berlanjut ke abdomen serta genital dan extremitas, anureksia, fatigue, nyeri abdomen, berat badan meningkat.
·         Berat badan meningkat
·         Pembengkakan pada wajah, terutama disekitar mata
·         Edema anasarka
·         Pembengkakan pada labia / skrotum
·         Asites
·         Diare, nafsu makan menurun, absorbsi usus menurun edema pada mukosa         usus
·         Volume urine menurun, kadang – kadang berwarna pekat dan berbusa
·         Kulit pucat
·         Anak menjadi iritabel, mudah lelah / letargi
·         Celulitis, pneumonia, peritonitis atau adanya sepsis
·         Azotemia
·         TD biasanya normal / naik sedikit
 
KLASIFIKASI SINDROM NEFROTIK

Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe-tipe sindrom nefrotik:
1.Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : minimal change nephrotic syndrome). Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah. Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal bila dilihat dengan mikroskop cahaya.

2.Sindrom Nefrotik Sekunder. Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus sistemik, purpura anafilaktik, glomerulonefritis, infeksi system endokarditis, bakterialis dan neoplasma limfoproliferatif.

3.Sindrom Nefrotik Kongenital. Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan kematian dapat terjadi pada tahun-yahun pertama kehidupan bayi jika tidak dilakukan dial
isis.

PENGOBATAN SINDROMA NEFROTIK

Pengobatan SN terdiri dari pengobatan spesifik yang ditujukan terhadap penyakit dasar dan pengobatan non-spesifik untuk mengurangi protenuria, mengontrol edema dan mengobati komplikasi. Etiologi sekunder dari sindrom nefrotik harus dicari dan diberi terapi, dan obat-obatan yang menjadi penyebabnya disingkirkan. Macam – macam pengobatan :
a). Diuretik
Diuretik ansa henle (loop diuretic) misalnya furosemid (dosis awal 20-40 mg/hari) atau golongan tiazid dengan atau tanpa kombinasi dengan potassium sparing diuretic (spironolakton) digunakan untuk mengobati edema dan hipertensi. Penurunan berat badan tidak boleh melebihi 0,5 kg/hari.

b). Diet.
Diet untuk pasien SN adalah 35 kal/kgbb./hari, sebagian besar terdiri dari karbohidrat. Diet rendah garam (2-3 gr/hari), rendah lemak harus diberikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pada pasien dengan penyakit ginjal tertentu, asupan yang rendah protein adalah aman, dapat mengurangi proteinuria dan memperlambat hilangnya fungsi ginjal, mungkin dengan menurunkan tekanan intraglomerulus. Derajat pembatasan protein yang akan dianjurkan pada pasien yang kekurangan protein akibat sindrom nefrotik belum ditetapkan. Pembatasan asupan protein 0,8 - 1,0 gr/ kgBB/hari dapat mengurangi proteinuria. Tambahan vitamin D dapat diberikan kalau pasien mengalami kekurangan vitamin ini.

c) Terapi antikoagulan
Bila didiagnosis adanya peristiwa tromboembolisme , terapi antikoagulan dengan heparin harus dimulai. JUmlah heparin yang diperlukan untuk mencapai waktu tromboplastin parsial (PTT) terapeutik mungkin meningkat karena adanya penurunan jumlah antitrombin III. Setelah terapi heparin intravena , antikoagulasi oral dengan warfarin dilanjutkan sampai sindrom nefrotik dapat diatasi.

d) Terapi Obat
Terapi khusus untuk sindroma nefrotik adalah pemberian kortikosteroid yaitu prednisone 1 – 1,5 mg/kgBB/hari dosis tunggal pagi hari selama 4 – 6 minggu. Kemudian dikurangi 5 mg/minggu sampai tercapai dosis maintenance (5 – 10 mg) kemudian diberikan 5 mg selang sehari dan dihentikan dalam 1-2 minggu. Bila pada saat tapering off, keadaan penderita memburuk kembali (timbul edema, protenuri), diberikan kembali full dose selama 4 minggu kemudian tapering off kembali. Obat kortikosteroid menjadi pilihan utama untuk menangani sindroma nefrotik (prednisone, metil prednisone) terutama pada minimal glomerular lesion
( MGL ).