Senin, 10 Desember 2012

Pengertian dan kelainan postur tubuh



Pengertian Postur tubuh menurut para ahli

Menurut KBBI,2002:890
ð  Postur adalah bentuk tubuh, keadaan tubuh, sikap pengawakan dan perawakan seseorang. Tubuh adalah keseluruhan jasad manusia atau binatangyang kelihatan dari ujung rambut sampai ujung kaki
ð  postur tubuh adalah bentuk tubuh atau sikap badan yang terlihat dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Menurut Husdarta dan Yudha M Saputra, 2000 : 21
ð  Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu, ada dua Factor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal adalah factor yang ditimbulkan dari pengaruh ibu sejak masih dalam kandungan, kondisi ibu yang berpengaruh seperti gizi makanan, aktivitas fisik dan kondisi emosional.Faktoreksternal adalah faktor yang ditimbulkan dari pengaruh lingkungan (keturunan,gizi makanan, sistem kelenjar hormon, musim dan iklim, suku bangsa, kondisisosial ekonomi, kondisi psikososial dan kecenderungan sekuler).

Menurut Johnson L Barry and Jack K Nelson, 1970:372
ð  postur atau sikap tubuh melibatkan pertimbangan mekanis, seperti kelurusan segmen badan, kekuatan, tekanan otot,dan ikatan sendi, serta efek gaya berat badan. Postur seperti semua karakteristik manusia tidak hanya melibatkan perbedaan antara individu, tetapi juga perbedaandi dalam individu itu sendiri. Evaluasi postur dapat dilakukan dengan dua carayaitu statis dan dinamis. Evaluasi statis dilakukan terhadap postur seseorang padasaat yang bersangkutan dalam posisi diam (fixed potition). Sementara evaluasiyang dinamis dilakukan pada saat yang bersangkutan sedang bergerak, meliputi gerak pada saat berjalan, memanjat, turun, dan berdiri.

Menurut Johnson L Barry and Jack K Nelson, 1970:372
ð  postur tubuh adalah postur tubuhdinamis, yang meliputi mekanika kaki, posisi berdiri, posisi berjalan, posisi duduk dan bangkit dari duduk, posisi membungkuk dan mengambil benda ringan. Untuk mengukur kemampuan-kemampuan di atas digunakan alat pengukur yaitu IOWA Posture Test.IOWA
ð  Posture Test merupakan salah satu bentuk test untuk menilai postur tubuh,test ini direkomendasikan untuk digunakan bagi siswa sekolah. Test ini menggunakan pendekatan praktis untuk menaksir postur seseorang ketika ia sedang bergerak atau melakukan aktivitas sehari-hari, bukan hanya ketika ia berdiri atau tegak dengan suatu posisi diam dan tetap.

Kelainan Postur Tubuh
  1. Lordosis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan an inward curvature of a portion of the vertebral column . Dua segmen dari kolom tulang belakang
  • servikal dan
  • lumbalis, biasanya lordotic,
  • yaitu, mereka ditetapkan dalam suatu kurva yang memiliki
  • kecembungan anterior (ke depan) dan
  • cekungan posterior (belakang), dalam konteks anatomi manusia.
  • Ketika mengacu pada anatomi mamalia lain, arah kurva disebut ventral.
  • Lengkung dalam arah yang berlawanan, yaitu apex / puncak posterior (manusia) atau
  • dorsally/ bagian punggung (mamalia) disebut kyphosis .
  • Excessive or hyperlordosis sering disebut sebagai swayback atau saddle back

Penyebab :

Konsekuensi dari lekukan/ curvatures lordotic normal dari vertebral column, (juga dikenal sebagai lekukan sekunder/ secondary curvatures ) adalah :
  • bahwa ada perbedaan ketebalan antara bagian anterior dan posterior dari intervertebral disc .
  • Lordosis juga dapat meningkat pada pubertas kadang-kadang tidak menjadi jelas sampai awal atau pertengahan 20-an.
  • Ketidakseimbangan kekuatan otot dan panjang juga merupakan penyebab, seperti paha belakang lemah, atau fleksor pinggul ketat (psoas).
  • kelengkungan lordotic berlebihan juga disebut
  • hollow back ,
  • saddle back, dan
  • swayback.
  • penyebab umum lordosis berlebihan termasuk
  • tight low back muscles,
  • excessive visceral fat , and
  • pregnancy. 


2.Kifosis / Kyphosis
Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok.
Gangguan yang dapat menyebabkan kifosis, meliputi:
1. Osteoporosis
2. Degenerative arthritis of the spine
3. Ankylosing spondylitis
4. Connective tissue disorders
5. Tuberkulosis dan infeksi tulang belakang lain, yang dapat mengakibatkan kerusakan sendi
6. Kanker atau tumor jinak yang menimpa pada tulang belakang dan memaksa tulang keluar dari posisi
7. Spina bifida
8. Kondisi yang menyebabkan paralisis, seperti cerebral palsy, polio, dan kaku tulang tulang belakang


Gejala :

Gejala kifosis mungkin termasuk:
1. Postur bungkuk
2. Nyeri punggung ringan
3. Kekakuan atau nyeri spinal
4. Kelelahan


3.Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis
Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke samping.Membentuk huruf S.
Kelainana ini dapat terjadi akibat deformitas struktuural kolumna vertebralis yang ada sejak lahir (congenital) atau dapat timbul akibat penyakit neuromuskuler misalnya cerebral palsy atau distrofi otot. Sebagian skoliosis structural dapat timbul tanpa sebab jelas (idiopatik) atau karena postur yang buruk. skoliosis menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila keadaan ini tidak diatasi, maka fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu.


Gambaran klinis:
1) Kelainan penampakan normal vertebra yaitu konkaf-konveks-konkaf yang terlihat menurun dari bahu ke bokong.
2)  Menonjolnya iga di sisi konveks.
3)  Tinggi Krista iliaka yang tidak sama. Hal ini dapat menyebabkan satu tungkai lebih pendek daripada tungkai lainnya.
4)   Asimetri rongga toraks dan persambungan yang tidak sesuai dari vertebra spinalis akan tampak apabila individu membungkuk.
Penatalaksanaan:
Skoliosis postural dapat diobati dengan latihan pasif dan aktif. Dapat dipasang penahan eksternal untuk meningkatkan kepatuhan dan kecepatan pemulihan. Skoliosis struktural dapat diobati dengan intervensi bedah. Intervensi tersebut dapat berupa penempatan sebuah batang fleksibel di punggung untuk membalikkan lengkungan kolumna vertebralis. Pada kasus-kasus yang parah dapat dilakukan fusi (penggabungan) spina di tingkat yang berbeda untuk memperbaiki deformitas


4. Sublubrikasi
Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang menyebabkan kepala penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke kanan. 



5. Tortikolis
Tortikolis terjadi karena trauma persalinan pada kepala letak sungsang. Bila dilakukan traksi pada kepala untuk melahirkan anak, dapat terjadi cedera m.sternokleidomastoideus yang menimbulkan hematoma sehingga terjadi pemendekan atot akibat fibrosis. Cedera sternokleidomastoideus ini dapat terjadi pada setiap metode ekstraksi anak.
Gambaran klinis:
Kepala miring karena m.sternokleidomastoideus memendek, dan teraba seperti tali yang kaku. Bila dibiarkan muka akan menjadi asimetri, tulang belakang akan skoliosis untuk mengimbangi miringnya vertebra servikalis, dan tengkorak pun akan asimetri.


Tata laksana:
Bila dijumpai pada bayi, fisioterapi diberikan setiap hari berupa masase disertai peregangan dengan harapan otot dapat memanjang. Bila fisioterapi tidak berhasil dilakukan operasi untuk memperpanjang sternokleidomastoid. fisioterapi diteruskan lagi pasca bedah agar tidak kambuh lagi.



6.  Kifolordosis
Kombinasi dari kifosis dan lordosis. Penyebabnya adalah kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis (berdasarkan penyebab)

7.  Kifoskoliosis
Tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral. Penyebabnya adalah kondisi congenital
Penatalaksanaan: imobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan)


8.  Footdrop
Plantarfleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf peroneal. Penyebabnya adalah kondisi congenital, trauma, posisi imobilisasi yang tidak baik.
Penatalaksanaan: tidak ada (tidak dapat dikoreksi) dicegah melalui terapi fisik



9.  Pigeon toes
Rotasi dalam kaki depan, biasa pada bayi penyebabnya adalah kondisi congenital dan kebiasaan.
penatalaksanaan: pertumbuhan, menggunakan sepatu terbalik.





Asuhan Keperawatan

1.Pengkajian
Pemeriksaan fisik meliputi :
a.Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.

b.Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)

c.Mengkaji sistem persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
.

d.Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.

e.Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.
cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).

f.Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang
lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya
edema.
Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.

2.Analisa data
D
ata Subjektif:
*Pasien mengetakan nyeri punggung
*Pasien mengatakan kelelahan di tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
*Pasien mengatakan kesusahan bernafas

D
ata Objektif :
*Bahu yang tampak tidak sama tinggi
*Tampak tonjolan skapula yang tidak sama
*Tampak pinggul yang tidak sama

3.Diagnosa Keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan nyeri
b.Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral
c.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang
d.Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh miring ke lateral.
4.Perencanaan Keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru
1)Tujuan : Pola nafas efektif
2)Intervensi :
a)Kaji status pernafasan setiap 4 jam
                    b)Bantu dan ajarkan pasien melakukan nafas dalam setiap 1 jam
3)Rasional : Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi dan menurunkan/mencegah atelektasis
c)Atur posisi tidur semi fowler untuk meningkatkan ekspansi paru
Rasional :
Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan
d)Pantau tanda vital setiap 1 jam
Rasional :
Indikator umum, status sirkulasi dan keadekuatan perfusi

b.Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral
1)Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
2)Intervensi :
Kaji tipe, intensitas dan lokasi nyeri
Rasional :
Mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan intervensi tingkat ansietas dapat mempengaruhi terhadap nyeri
b)Ajarkan relaksasi dan tehnik distraksi
Rasional :
Untuk mengalihkan perhatian sehingga mengurangi nyeri
c)Ajarkan dan anjurkan pemakaian brace
Rasional :
Untuk mengurangi nyeri saat aktivitas
d)Kolaborasi dalam pemberian analgesi
Rasional :
Untuk meredakan nyeri

c.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang
1)Tujuan : Meningkatkan mobilitas fisik
2)Intervensi
: Kaji tingkat mobilitas fisik
Rasional :
Mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan intervensi
b)Tingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang
Rasional :
Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi
c)Bantu dan ajarkan latihan rentang gerak sendi aktif
Rasional :
Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi
d)Libatkan keluarga dalam melakukan perawatan diri
Rasional :
Keluarga yang kooperatif dapat meringankan petugas, dan memberikan kenyamanan pada pasien
d.Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh yang miring ke lateral
1)Tujuan : Meningkatkan citra tubuh
2)Intervensi :
Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya
Rasional :
Ekspresi emosi membantu pasien mulai menerima kenyataan dan realitas hidup
b)Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan pencapaian
Rasional :
Harapan yang tidak realistik menyebabkan pasien mengalami kegagalan dan menguatkan perasaan-perasaan tidak berdaya
c)Beri penghargaan untuk tugas yang di lakukan
Rasional :
Penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan perilaku yang di harapkan
d)Beri dorongan untuk merawat dari sesuai toleransi
Rasional :
Meningkatkan kemandirian






2 komentar:

  1. untuk penderita lordosis, katanya bisa dengan alat bantu berupa brace y? kira2 dimana bisa beli brace seperti itu?

    BalasHapus
  2. bisa kok pak .beli nya di bagian yang menjual alat untuk medikal tulang .
    trims :)

    BalasHapus