NEUROTRANSMITER
ð Neurotransmiter adalah senyawa
organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
ð Neurotransmitter dalam bentuk zat
kimia bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan
pengendalian fungsi tubuh.
ð Secara sederhana, dapat dikatakan
neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di otak dalam
berkomunikasi.
ð Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan
dengan otak di atur melalui tiga cara, yaitu :
1. sinyal listrik pada neuron,
2. zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter
3. hormon yang dilepaskan ke dalam darah.
ð Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan
neurotransmitter.
ð Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam
amino. Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak
terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan
memacu kegesitan pikiran.
Asetilkolin ( Ach )
ð Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa
dari bahan utama berupa kolin.
ð
Asetilkolin merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi
didalam neuron. Ach ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh
bagaian otak. AcH memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia dan korteks motorik.
ð
Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi :
·
kesiagaan,
·
kewaspadaan,
·
pemusatan perhatian.
·
Proses penyimpanan dan pemanggilan kembali ingatan, atensi dan respon individu.
ð
Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungsi ingatan), bangsal ganglia (terlibat dalam fungsi motoris), dan cerebrum (koordinasi bicara dan
motoris)
ð
Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori, rasa
haus, pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku seksual dan tonus otot.
ð
Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori,
Euphoria, Antisosial, Penurunan fungsi bicara .
ð
Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Ansietas & Depresi dan Keluhan Somatik.
Norepinefrin
ð Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam
locus ceruleus serta dalam konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala,
dan kortexks cerebral. Selain itu ditemukan juga dalam
konsentrasi tinggi di saraf simpatis.
ð Badan sel neuron adrenergik yang menghasilkan
norepinefrin terletak di locus ceruleus (LC) batang otak dan berproyeksi ke korteks
serebri, sistem limbik, basal ganglia, hipotalamus dan talamus. Berperan dalam mulai dan mempertahankan keterjagaan
(proyeksi ke limbiks dan korteks).
ð
Locus ceruleus juga tempat neuron-neuron yang berproyeksi ke medula
adrenal dan sumber utama sekresi norepinefrin ke dalam sirkulasi darah perifer.
ð
Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan
orientasi ,mengatur “fight-flight” dan proses pembelajaran dan memori.
ð
Rangsangan terhadap bundel forebrain (jaras norepinefrin penting di
otak) meningkat pada perilaku yang mencari rasa senang dan perilaku yang
bertujuan. Stressor yang menetap dapat menurunkan kadar norepinefrin di
forbrain medial. Penurunan ini dapat menyebabkan anergia, anhedonia, dan
penurunan libido pada depresi.
ð
Gejala Defisit : Ketumpulan. Kurang energi (Fatique), Depresi.
ð
Gejala Berlebihan : Ansietas ,kesiagaan berlebih ,penurunan rasa awas, Paranoia, Kurang nafsu makan dan Paranoid.
ð
Hasil metabolisme norepinefrin adalah 3 – methoxy – 4 hydroxyphenilglycol (MHPG).
Dopamin
ð
Dopamin
merupakan jenis neurotransmiter yang mempengaruhi proses pengingatan. Melalui mekanisme kompensasi yang di
munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini dalam proses belajar dan
ingatan dapat terlihat jelas.
ð
Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan
sistem aktivasi retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin, yang
berfungsi membantu otak mengatasi depresi, meningkatkan ingatan dan
meningkatkan kewaspadaan mental.
ð
Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap membutuhkan
asupan tirosin yang cukup guna memproduksi dopamin. Tirosin di temukan pada
makanan berprotein seperti : daging, produk-produk susu (sperti keju), ikan ,
kacang panjang, kacang-kacangan dan produk kedelai. Dengan 3-4 ons protein
sehari, energi kita akan lebih terjaga.
ð
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh
neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama
berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai
inhibisi.
ð Ada empat jaras dopamin di otak, yaitu
tuberoinfundobulair, nigrostriatal, mesolimbik, mesokorteks-mesolimbik. Sistem ini berfungsi untuk mengatur
motivasi, konsentrasi, memulai aktivitas yang bertujuan, terarah dan kompleks,
serta tugas-tugas fungsi eksekutif.
ð Penurunan aktivitas dopamin pada sistem ini
dikaitkan dengan gangguan kognitif, motorik, dan anhedonia yang merupakan
manifestasi simptom depresi.
Asam Gamma Aminobutrik (GABA)
ð
GABA (gamma-aminobutyric acid) memiliki efek inhibisi terhadap
monoamin, terutama pada sistem mesokorteks dan mesolimbik.
ð
Pada penderita depresi terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat
mengurangi kadar GABA dan antidepresor dapat meningkatkan regulasi reseptor
GABA.Banyak pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter
utama untuk sel Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh
GABA transaminase.
ð
Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi.
ð
Gejala Defisit : Irritabilitas, Hostilitas, Tension and worry,
Anxietas, Seizure.
ð
Gejala Berlebihan : Mengurangi rangsang selular, Sedasi dan Gangguan
memori.
Hipotalamus (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal)
ð
Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari
kita tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau
emosi yang mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh.
*Tubuh meningkatkan kewaspadaan untuk mengatasi stressor tersebut.
*Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan.
*Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan.
*Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan,
fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas glukokortikoid (kortisol) merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar
kortisol yang meningkat menyebabkan “umpan balik”, yaitu hipotalamus menekan
sekresi cortikotropik-releasing hormone (CRH), kemudian mengirimkan pesan ini
ke hipofisis sehingga hipofisi juga menurunkan produksi adrenocortictropin
hormon (ACTH). Akhirnya pesan ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk
mengurangi produksi kortisol.
ð
Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran
pada awal perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan
mood pada masa dewasa.
ð Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh
oleh stressor yang dialami seseorang pada awal kehidupannya. Stressor yang
berulang menyebabkan peningkatan sekresi CRH, dan penurunan sensitivitas
reseptor CRH adenohipofisis.
* Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf yang berfungsi merespon respon tersebut.
* Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf yang berfungsi merespon respon tersebut.
* Akibatnya, seseorang menjadi rentan terhadap stressor dan resiko
terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat, seperti
terjadinya depresi setelah dewasa.
ð
Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola
pengasuhan buruk, menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang
kehidupannya. Selain itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat
berlebihan terhadap stressor.
ð
Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan,
mengakibatkan hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf.
Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa.
Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.
ð
Respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal terhadap
stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat
penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.
ð
Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik
seseorang terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat
tinngi bila orang tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan
berpengaruh pula pada tempat di luar hipotalamus, misalnya di hipokampus.
Akibatnya, mekanisme “umpan balik” semakin terganggu. Ini menyebabkan
ketidakmampuan kortisol menekan sekresi CRH sehingga pelepasan CRH semakin
tinggi. Hal ini mempermudah seseorang mengalami depresi mayor, bila berhadapan
dengan stressor.
ð
Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan
kadar kortisol. Bila peningkatan kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan
hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini menjadi prediposisi depresi. Simptom
gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan gangguan hipokampus.
ð
Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan dengan adanya hiperkolesterolemia,
resistennya sekresi kortisol terhadap supresi deksametason, tidak adanya respon
ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan konsentrasi CRH di cairan
serebrospinal. Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi, terjadi akibat tidak
berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi inhibisi umpan balik. Hal ini dapat
diketahui dengan test DST (dexamethasone supression test).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar